Jakarta -
Berpegang pada data dari Ketua KPK Abraham Samad, Prabowo Subianto
dalam debat capres terkait ekonomi menyebut adanya kebocoran uang negara
hingga Rp 7.200 triliun. Abraham akhirmya buka suara dan menegaskan
jika kebocoran seperti yang disebutkan Prabowo berbeda dengan potensi
penerimaan yang hilang seperti yang dia maksud.
"Bukan kebocoran tapi potensi penerimaan, yang seharusnya bisa
didapat itu jadi tidak didapat, beda dengan kebocoran," kata Samad saat
ditanya terkait pernyataan Prabowo soal kebocoran uang negara, di KPK,
Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (17/6/2014).
Ia membenarkan tentang pernyataan ribuan triliun itu. Angka itu bisa didapat negara jika sistem pengelolaannya sudah diperbaiki.
"Angkanya
sudah benar tapi itu potensi penerimaan yang harusnya didapatkan. Jadi
potensi penerimaan negara yang harus didapatkan Rp 1000-7000 triliun
seandainya sistem pengelolaan sudah diperbaiki," tutur Samad.
Pernyataan
Samad itu dilontarkan pada acara Rakernas III PDIP di Ancol, Jakut,
pada 7 September 2013 lalu. Kala itu, Samad mengatakan, negara bisa
mendapatkan potensi Rp 20 ribu triliun per tahun bila tata kelola energi
dilakukan dengan benar. Dia menyebut bila tiga buah sumur minyak besar
di Indonesia seperti blok Cepu, Mahakam dan Madura dinasionalisasi, maka
pendapatan negara bisa mencapai Rp 7.200 triliun.
Prabowo dalam
debat capres pada minggu (15/6) menyebut bahwa negara mengalami
kebocoran anggaran sebesar Rp 7.200 triliun. Dalam debat itu, Prabowo
menyebut bahwa pernyataannya itu berdasarkan data yang pernah
disampaikan Abraham Samad.(det)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar