“Mereka tidak lagi mendasarkan pilihan pada tokoh yang mengedepankan
bentuk pencitraan palsu, yaitu memadukan penampilan pribadi yang
direkayasa, atau dengan gagasan pernyataan publik yang terkesan santun
bergaya akademik,” kata Mulyana W Kusumah, pengamat politik dari
Universitas Indonesia
Baca selengkapnya ? ( Klik )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar